Joeker

Welcome to my world

Senin, 31 Januari 2011

Logistik


Logistik
Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar. Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan, dan pemaketan.

Asal-usul                                               
Kata logistik berasal dari bahasa Yunani logos (λόγος) yang berarti “rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi”
Logistik adalah konsep yang dianggap berevolusi dari kebutuhan pihak militer untuk memenuhi persediaan mereka ketika mereka beranjak ke medan perang dari markas. Pada kekaisaran Yunani, Romawi dan Bizantium kuno, ada perwira militer dengan gelar ‘Logistikas’, yang bertanggung jawab atas distribusi dan pendanaan persediaan perang.

Manajemen logistik

Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.



Pengertian Manajemen Logistik

Berdasarkan uraian dari pengertian manajemen dan pengertian logistik, bahwa manajemen lebih menitik beratkan pada cara untuk mengelola barang melalui tindakan-tindakan perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
A. Hasyim Ali mentermajhkan pendapat P. Bowersox tentang pengertian logistik modern. Dalam buku Manajemen Logistik, Bowersox mengemukakan definisi logistik sebagai berikut :

Logistik adalah proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan strategis barang, suku cadang dan barang dari para suplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan. (Bowersox, Manajemen Logistik, 1986 : 13)

Fungsi Manajemen Logistik
Fungsi - fungsi manajemen logistik yang dikemukakan oleh Subagya M Suganda sebagai berikut :
  1. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan
  2. Fungsi penganggaran
  3. Fungsi pengadaan
  4. Fungsi penyimpanan dan penyaluran
  5. Fungsi pemeliharaan
  6. Fungsi penghapusan
  7. Fungsi pengendalian
Penjelasan dari masing-masing fungsi adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan
Fungsi perencanaan mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-sasaran, pedoman-pedoman, pengukuran penyelenggaran bidang logistik.
Penentuan kebutuhan merupakan perincian (detailering) dari fungsi perencaan, bilamana perlu semua faktor yang mempengaruhi penentuan kebutuhan harus diperhitungkan.

2. Fungsi Penganggaran
Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku.

3. Fungsi Penyimpanan dan Penyaluran
Fungsi ini untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan maupun penganggaran.

4. Fungsi Penyimpanan dan Penyaluran
Fungsi ini merupakan pelaksanaan, penerimaan, peyimpanan dan penyaluran perlengkapan yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi terdahulu untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.

5. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan adalah usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang inventaris.

6. Fungsi Penghapusan
Fungsi penghapusan yaitu berupa kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha pembebasan barang dari pertangungjawaban yang berlaku. Dengan perkataan lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk menghapus kekayaan (asset) karena kerusakan yang tidak dapat diperbaikilagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
7. Fungsi Pengendalian
Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik. Dalam fungsi ini diantaranya terdapat kegiatan-kegitan pengendalian inventarisasi (Inventory Control) dan Expenditing yang merupakan unsur-unsur utamanya.
Fungsi tersebut diatas pada dasarnya merupakan siklus kegiatan yang satu sama lain saling berkaitan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Siklus kegiatan ini secara umum disebut Siklus Logistik

         Suatu perusahaan yang memproduksi barang, umumnya mempunyai dua fungsi utama, yaitu produksi dan pemasaran. Produksi merupakan bagian perusahaan yang bertanggung-jawab terhadap penjualan barang. Selain dari dua fungsi utam tersebut diperlukan fungsi lainnya yang diperlukan untuk kelancaran jalannya perusahaan. Salah satu fungsi pendukung yang amat penting di dalam perusahaan adalah Logistik.
Aktivitas logistik bisa berbeda di tiap perusahaan, tergantung dari struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan. Secara umum aktivitas logistik seperti transportasi, inventarisasi, komunikasi, penempatan lokasi fasilitas, transportasi, serta pengurusan dan penyimpanan telah dilaksanakan orang semenjak awal spesialisasi komersil. Logistik moderen dapat didefenisikan sebagai proses pengolahan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, di antara fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan. Menurut definisi yang dikeluarkan oleh Council of Logistic Management (Ronald H. Ballou, 1992), Logistik merupakan:
Proses perencanaan, implementasi, dan pengendaliaan efisiensi, aliran biaya yang efektif dan penyimpanan dahan mentah, bahan setengah jadi, barang jadi dan informasi-informasi yang berhubungan, dari asal ke titik konsumsi dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen.
Misi logistik adalah memenuhi kebutuhan barang yang sesuai ke tempat yang tepat, pada waktu yang tepat dan pada kondisi yang diinginkan, sehingga memberikan manfaat kepada perusahaan.
Dalam arti luas, ruang lingkup aktifitas logistik meliputi segala sesuatu yang memindahkan ke, dari, dan di antara fasilitas-fasilitas perusahaan. Untuk mencapai arus produk yang teratur ke pasar, manajer haruslah memperhatikan desain dari sistim logistiknya, dan kemudian barulah operasinya. Oleh karena itu, tanggung jawab manajemen logistik, dapat didefenisikan sebagai tanggung jawab mendesain dan mengurus suatu sistim untuk mengawasi arus dan penyimpanan yang strategis bagi material, suku cadang dan barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi perusahaan. Jadi tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dan dengan total biaya yang minimal. Melalui proses logistiklah material mengalir ke kompleks manufakturing yang sangat luas dari negara industri dan produk-produk  didistribusikan melalui saluran-saluran distribusi untuk konsumsi. penyelenggaraan logistik memberikan kegunaan waktu, biaya dan tempat. Kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari operasi perusahaan dan juga pemerintah. Semua bentuk prilaku yang terorganisir membutuhkan sokongan logistik.
Sasaran penyelenggaraan logistik adalah mencapai level sokongan yang telah ditentukan sebelumnya, dengan total biaya yang serendah mungkin. Tanggung jawab utama manajer logistik adalah merencanakan dan mengelola suatu sistem operasi yang mampu mencapai sasaran ini. Cirir-ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap pemindahan dan penyimpana yang strategis. Pengembangan konsep dan teknik penanganan komponen-komponen berdasarkan suatu basis terpadu menjadi kekuatan utama logistik.


Komponen-komponen Sistem Logistik
Secara teoritis, ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk sistem logistik, yang meliputi:
  1. Struktur Fasilitas
Struktur fasilitas yang dipilih oleh suatu perusahaan adalah fundamental bagi hasil akhir logistiknya. Jumlah, besar dan pengaturan geografis dari fasilitas-fasilitas yang dioperasikan atau digunakan itu mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan pelayanan terhadap nasabah perusahaan dan terhadap biaya logistiknya. Suatu penilaian realistis terhadap kompetensi menunjukan bahwa semua transaksi dagang haruslah dikembangkan pada lokasi-lokasi tertentu. Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian lokasi ke mana dan melalui mana material dan produk-produk diangkat. Seleksi serangkaian lokasi yang unggul (superior) dapat memberikan banyak keuntungan yang kompetitif.
  1. Transportasi
Dalam suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan mata rantai penghubung. Ada 3 aspek tranportasi yang harus diperhatikan karena berhubungan dengan sistem logistik. Pertama adalah kecepatan/waktu pelayanan yang yang dibutuhkan untuk memindahkan barang dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Hal ini penting mengingat jika keterlambatan proses distribusi mengakibatkan tertundanya pekerjaan pada level perusahaan. Aspek yang kedua adalah aspek biaya transportasi. Sistem logistik hendaklah dirancang untuk meminimumkan biaya transportasi dalam hubungannya dengan biaya sistem secara keseluruhan.Aspek
ketiga adalah konsistensi. Konsistensi menunjukan prestasi waktu yang teratur dan tempat yang tetapdari sejumlah pengangkutan barang/material. Konsistensi transport mempengaruhi komitmen persediaan penjual dab pembeli maupun resiko yang dipikulnya.
c.     Pengadaan Persediaan
Pengadaan persediaan diperhitungkan berdasarkan besarnya permintaan atau demand pelanggan. Hal ini penting guna efisiensi biaya sistem secara keseluruhan.
d. Komunikasi
Komunikasi seringkali diabaikan dalam sistem logistik. Kekurangan dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak masalah. Kekurangan tersebut adalah informasi yang diterima tidak betul, kurang lengkap dan informasi yang diterima sudah tidak dibutuhkan lagi atau kadaluarsa. Jadi, komunikasi yang cepat dan akurat mempengaruhi prestasi logistik.
e.    Penanganan dan Penyimpanan
Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan meliputi pergerakan, pengepakan, dan pengemasan (containerization). Penyimpanan material menimbulkan banyak sekali biaya logistik dilihat dari pengeluaran untuk operasi, jadi makin sedikitnya produk yang ditangani dalam keseluruhan prose situ maka makin terbatas dan efisien arus total fisiknya.
f.      Pemeliharaan Informasi
Mengumpulkan informasi, menyimpan dan memanipulasi, melakukan analisis data dan menetapkan prosedur pengendalian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar